Selasa, 23 April 2013

RASIO LIKUIDITASI PT TELKOM INDONESIA,TBK 2012

 Nama : Christian Yulius
 Kelas : 3DA03
 Npm   : 41210581
 Tugas : SoftSkill

Pengertian Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.
Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

A. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).

Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):

  1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. 
  2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar. 
  3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.

 Current ratio dapat dihitung dengan formula:

Formula Current Ratio
Formula Current Ratio

B. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Quick ratio dapat dihitung dengan formula :




Formula Current Ratio
Formula Current Ratio

B. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Quick ratio dapat dihitung dengan formula :


Formula Quick Ratio
Formula Quick Ratio

C. Cash ratio (Rasio Kas)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
Formula Cash Ratio
Formula Cash Ratio


 A. Pengunaan Analisis Rasio Keungan:
Laporan keungan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :
• Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
• Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
• Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan

Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :

1. Dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.

2. Dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan datang.
Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analis laporan keuangan disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur,

investor dan manajemen secara umum berdasarkan : 1) Rasio leverage, 2) Rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Disamping itu ada pengelompokan rasio dengnan cara lain yaitu :

1) Rasio-rasio neraca,
2) Rasio laporan rugi laba,
3) dan rasio gabungan antara neraca dan rugi laba (Hampton, 1995).



B. PENGGUNAAN ANALISIS TREND

Analisis trend digunakan untuk mengadakan perbandingan rasio dari waktu kewaktu yang akan memberikan informasi rasio tertentu dari waktu kewaktu untuk mengetahui perkembangannya. Adapun jenis trend yang akan digunakan :

1. Trend lincar dengan kuadrat terkecil

Kriteria-kriteria yang dapat digunakan dalam memakai trend lincar adalah :
• Jika penggambaran data asli dalam kertas berskala hitung cendrung mempunyai pola linear.
• Jika selisih nilai Y’ cendrung konstan.
Bentuk persamaan : Y’ = a+bx

2. Trend parabolik

Kriteria yang dapat dipakai dalam trend parabolic apabila gambaran data asli kertas bersekala hitung berbentuk parabola atau garis lengkung.
Bentuk persamaan : Y’=a+bx+cx

3. Trend eksponensial

 kriteri yang dapat dipakai untuk menggunakan trend ekponensial :
Apabila penggambaran data asli pada kertas yang berskala hitung tidak punya pola yang sama.
• Jika selisih pertama dari nilai data-data logaritma cendrung konstan.
• Jika penggambaran data sli pada kertas bersklala cendrung berpola linear.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansiyang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.

Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
  1. Laporan Laba Rugi
yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
  1. Laporan Perubahan Modal
yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.
  1. Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
  1. Laporan Arus Kas
yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.
contoh laporan keuangan



 LAPORAN KEUANGAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK (TELKOM) 2012


Kinerja keuangan dan operasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) sepanjang Semester I-2012 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh kendati kondisi persaingan antaroperator di lingkungan industri telekomunikasi di tanah air semakin ketat. Pada Semester I-2012, pendapatan tumbuh sebesar 6,8% atau Rp 36,7 triliun. Kenaikan tersebut antara lain disumbang oleh pertumbuhan pendapatan anak perusahaan bidang seluler sebesar 9,5% atau Rp 25,4 triliun.

Pertumbuhan operasi ditunjukkan oleh meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar (baik fixed maupun mobile), yaitu Speedy, Flash dan BlackBerry. Pertumbuhan pelanggan Speedy pada triwulan II-2012 dibandingkan triwulan I-2012 mencapai 3,9% sehingga total pelanggan Speedy mencapai 2 juta. Sementara pelanggan Flash tumbuh lebih kencang lagi menjadi 5,8 juta pelanggan atau tumbuh 10,8%. Pelanggan BlackBerry seperti sudah diprediksi sebelumnya tumbuh 21,1%. Total pelanggan BlackBerry saat ini mencapai 4,1 juta. Melihat kecenderungan layanan data yang terus meningkat, pendapatan yang akan diperoleh dari layanan pita lebar ini pada waktu-waktu yang akan datang diharapkan akan terus meningkat.

Untuk layanan telepon tetap (wireline & wireless) dan selular, Telkom masih menempati posisi sebagai market leader dengan jumlah pelanggan masing-masing mencapai 25 juta (tumbuh 5,0%) dan 117,2 juta (tumbuh 6,7%) sehingga total pelanggan telepon Telkom mencapai 142,2 juta pelanggan. Dari total pelanggan telepon tetap sebesar 25 juta tersebut, di antaranya terdapat pelanggan Flexi yang mencapai 16,2 juta pelanggan. Pada triwulan II-2012 ini pelanggan Flexi tumbuh cukup berarti yakni sebesar 7,4% dibandingkan triwulan I-2012.

Sebagai hasil dari kinerja operasi yang terus bertumbuh, kinerja keuangan juga menunjukkan hasil yang positif dengan pencapaian pendapatan operasi mencapai Rp 36,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,8% dibandingkan dengan pencapaian pada Semester I-2011 yang mencapai Rp 34,3 triliun. Dari sisi EBITDA, pencapaian pada Semester I – 2012 sebesar Rp 19,2 triliun atau tumbuh sebesar 6,7% dibandingkan Semester I-2011 lalu.

Direktur Utama Telkom, Arief Yahya mengatakan, “Telkom akan terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan dalam menjaga kesinambungan dan meningkatkan performansi bisnis ke depan. Upaya untuk mempertahankan keunggulan Telkom di seluruh produk dan layanan pada akhirnya berhasil meningkatkan performansi perusahaan di tengah persaingan usaha yang sangat ketat. Arief Yahya menambahkan, “Pengelolaan biaya dan capex yang tepat, merupakan kunci keberhasilan Telkom dalam mencapai target yang diharapkan dan hal itu tercermin dalam hasil kinerja operasional dan keuangan Semester I-2012.”

1.    Hak-hak kreditur pribadi anggota
Berhak sepenuhnya menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta pribadi pemilik. Dengan kata lain kreditur persekutuan hanya dapat           mengklaim atas harta pribadi pemilik bila hutang-hutang pribadi telah dilunasi. Sebaliknya kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva persekutuan, bila kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah dilunasi dan masih mempunyai hak dalam persekutuaan.
2.    Hak-hak kreditur persekutuan.
Berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta milik persekutuan. Dengan kata lain kreditur pribadi hanya dapat mengklaim atas harta milik persekutuan bila semuat kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah dilunasi. Sebaliknya kreditur persekutuan hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva pribadi anggota, bila semua kewajiban pribadi kepada pihak luar telah dilunasi.

Berikut ini adalah contoh persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk yang dinyatakan akan dilikuidasi dengan rasio laba/rugi yaitu A : B : C = 2 : 3 : 5.
Neraca Persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk 2012 sesaat sebelum dilikuidasi menunjukkan sbb:

Persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk 2012      
Neraca      
Per 31 Desember 2012 (Jutaan rupiah)      
                          
Kas                       100     Hutang Dagang           500      
Aktiva non kas                   1.400     Hutang kepada C          400      
            Modal A          300      
            Modal B          200      
            Modal C          100      
Total aktiva                1.500    Total Hutang & Modal        1.500   

Posisi aktiva dan kewajiban pribadi para sekutu adalah sebagai berikut:

Sekutu    Aktiva Pribadi (diluar kepemilikan persekutuan)    Kewajiban Pribadi (diluar kepemilikan persekutuan)      
A    900    500      
B    700    700      
C    500    900   
Para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk dengan likuidasi secara langsung karena realisasi seluruh aktiva nonkas dapat dilakukan dengan segera. Hasil realisasi akan digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar, setelah hutang kepada pihak luar telah lunas dan apabila masih ada sisa kas maka dibagikan seluruhnya kepada para sekutu sesuai dengan hak para sekutu. Jika kas yang tersedia setelah realisasi dan pembebanan biaya-biaya masih tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada pihak luar maka sekutu yang solven yang akan membayar hutang terlebih dahulu. Bila hutang kepada pihak luar telah lunas dan masih ada sekutu yang bersaldo modal debit setelah kompensasi maka sekutu tersebut menyetorkan kas ke persekutuan pada saat tidak ada kas lagi. Penyelesaian akhir dilakukan diluar persekutuan untuk sekutu yang defisit tetapi secara pribadi insolven.
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 1.300.000.000,- maka daftar likuidasi seperti berikut :

Persekutuan PT Telkom Indonesia, tbk 2012      
Daftar Likuidasi      
(dalam Jutaan rupiah)      
                        20%    30%    50%      
Keterangan    Kas    Aktiva          Hutang     Hutang    Modal      
          non kas         Dagang    kepada C    A    B    C      
Saldo sebelum likuidasi    100    1.400         500    400    300    200    100      
Realisasi aktiva    1.300    (1.400)                   (20)    (30)    (50)      
     1.400     0         500    400    280    170    50      
Pembyran hutang kepada kreditur    (500)              (500)                          
     900    0         0    400    280    170    50      
Distribusi Kas    (900)                   (400)    (280)    (170)    (50)      
    0    0        0    0    0    0    0   

Hasil realisasi sebesar 1.300 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400 juta serta selisih rugi 100 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta, tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh ini tidak ada sekutu yang defisit sehingga tidak perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang bersangkutan. Contoh pertama ini merupakan contoh yang sangat sederhana, untuk setiap contoh dengan kasus yang berbeda-beda akan dibahas pada asumsi tersendiri.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas                            1.300.000.000
Modal A                             20.000.000
Modal B                             30.000.000   
Modal C                             50.000.000
    Aktiva Nonkas                            1.400.000.000
Hutang Dagang                       500.000.000
    Kas                                       500.000.000
Hutang kepada C                       400.000.000
Modal A                           270.000.000   
Modal B                           180.000.000
Modal C                             50.000.000   
    Kas                                       900.000.000
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 800.000.000,- maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk 2012  
Daftar Likuidasi      
(Jutaan Rupiah)      
                        20%    30%    50%      
Keterangan    Kas    Aktiva          Hutang     Hutang    Modal      
          non kas         Dagang    kepada C    A    B    C      
Saldo sebelum likuidasi    100    1.400         500    400    300    200    100      
Realisasi aktiva    800    (1.400)                   (120)    (180)    (300)      
     900    0          500    400    180    20    (200)      
Pembyran hutang kpd kreditur    (500)              (500)                          
     400    0         0    400    180    20    (200)      
Kompensasi defisit dengan loan                       (200)            200      
     400    0         0    200    180    20    0      
Distribusi Kas    (400)                   (200)    (180)    (20)          
    0    0        0    0    0    0    0   

Hasil realisasi sebesar 800 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400 juta serta selisih rugi 600 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta, tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh ini ada sekutu yang defisit sehingga perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang bersangkutan.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas                               800.000.000
Modal A                           120.000.000
Modal B                           180.000.000   
Modal C                           300.000.000
    Aktiva Nonkas                            1.400.000.000
(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)

Hutang Dagang                       500.000.000
    Kas                                       500.000.000
(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)

Hutang kepada C                       200.000.000   
    Modal C                                   200.000.000
(jurnal untuk mencatat kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)

Hutang kepada C                       200.000.000
Modal A                           180.000.000   
Modal B                             20.000.000
    Kas                                       400.000.000
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 500.000.000,- maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk 2012   
Daftar Likuidasi      
(Jutaan Rupiah)      
                        20%    30%    50%      
Keterangan    Kas    Aktiva          Hutang     Hutang    Modal      
          non kas         Dagang    kepada C    A    B    C      
Saldo sebelum likuidasi    100    1.400         500    400    300    200    100      
Realisasi aktiva    500    (1.400)                  (180)    (270)    (450)      
     600    0          500    400    120    (70)    (350)      
Pembyran hutang kpd kreditur    (500)              (500)                          
     100    0         0    400    120    (70)    (350)      
Kompensasi defisit dengan loan                       (350)            350      
     100    0         0     50    120    (70)    0      
Distribusi Kas (skedul 1)    (100)                       (100)              
     0    0         0    50    20    (70)    0      
Penyelesaian akhir                       (50)    (20)    70          
    0    0        0    0    0    0    0   

Skedul 1 : Skedul Pembayaran Kas

Keterangan    20%    30%    50%      
     A    B    C      
Saldo sebelum DK    120    (70)    0      
Loan             50      
Hak para sekutu    120    (70)    50      
Kemungkinan defisit B ditanggung A dan  C    (20)    70     (50)      
Distribusi Kas    100    0    0      
Pengembalian pinjaman    0    0    0      
Pengembalian modal    100               
Distribusi kas    100    0    0   

Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas                               500.000.000
Modal A                           180.000.000   
Modal B                           270.000.000       
Modal C                           450.000.000
    Aktiva Nonkas                            1.400.000.000
(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)

Hutang Dagang                       500.000.000
    Kas                                       500.000.000
(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)

Hutang kepada C                       350.000.000   
    Modal C                                   350.000.000
(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)

Modal A                           100.000.000   
    Kas                                       100.000.000
(jurnal untuk mencatat distribusi kas)

Hutang kepada C                         50.000.000
Modal A                             20.000.000
    Modal B                                     70.000.000   
(jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir)

Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 300.000.000,- maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan PT.Telkom Indonesia,tbk 2012
Daftar Likuidasi      
(Jutaan Rupiah)      
                        20%    30%    50%      
Keterangan    Kas    Aktiva          Hutang     Hutang    Modal      
          non kas         Dagang    kepada C    A    B    C      
Saldo sebelum likuidasi    100    1.400         500    400    300    200    100      
Realisasi aktiva    300    (1.400)                   (220)    (330)    (550)      
     400    0          500    400    80    (130)    (450)      
Pembyran hutang kpd kreditur    (400)              (400)                          
     0    0         100    400    80    (130)    (450)      
Kompensasi defisit dengan loan                       (400)            400      
     0    0         100     0    80    (130)    (50)      
Pembayaran hutang oleh A                  (100)         100              
     0    0         0    0    180    (130)    (50)      
Penyelesaian akhir                           (180)    130    50      
    0    0        0    0    0    0    0   

Pada contoh ini terdapat sisa hutang kepada pihak luar sebesar 100 juta setelah semua aktiva bersaldo nol, maka sesuai dengan ketentuan bahwa sekutu bertanggungjawab secara penuh sampai keharta pribadinya maka pembayaran dilakukan oleh sekutu yang secara pribadi solven. Untuk contoh soal ini sekutu A  membayar hutang dagang sebesar 100 juta maka saldo modal A akan bertambah sebesar 100 juta pula.

Kas                               300.000.000
Modal A                           220.000.000   
Modal B                           330.000.000       
Modal C                           550.000.000
    Aktiva Nonkas                            1.400.000.000
(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)

Hutang Dagang                       400.000.000
    Kas                                       400.000.000
(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)
Hutang kepada C                       400.000.000   
    Modal C                                   400.000.000
(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)

Hutang Dagang                       100.000.000   
    Modal A                                   100.000.000
(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang oleh A)

Modal A                           180.000.000
    Modal B                                   130.000.000   
    Modal C                                     50.000.000
(jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir)



Daftar Pustaka